Senin, 05 April 2010

Pengorbanan Cintaku


Dilapangan dekat sekolahku aku, Eno, Carol, Benny dan Yohan mengungkapkan isi hati kami. kalau kami sedang suka dengan siapa. Eno mengungkapkan isi hatinya pertama kali.
“Gue suka sama Oca,” ucap Eno sambil membayangkan sesuatu.
“Gue sukanya… sama Yessy,” lanjut Benny.
“Kalau gue sih… suka sama Amel,” ucap Yohan penuh senyum.
“Kalau lu Carol suka sama siapa?” Tanya Eno pada Carol.
“Gue sih lagi gak suka sama siapa-siapa. Gue lagi fokus school dulu,” Ucap Carol santai.
Dan aku pun memberitahu kepada mereka aku sedang suka dengan siapa.

***
Setelah jam sekolah selesai, Imam memanggilku.
“Lu dicariin Benny tuh!!” ucap Imam.
“Ihh gue udah mau pulang tahu. Gue udah di jemput.. Udah suruh dia telpon aja ke hp gue ya!” suruhku pada Iman.
Sesampaiku di rumah, ia menelponku..
“Lu udah nyampe di rumah?” tanyanya padaku.
“Udah. Tadi kata Imam lu mau ngomong sama gue. Emang mau ngomong apaan sih?” tanyaku.
“Bukannya lu yang mau ngomong sama gue,” tanya balik Benny.
“Dih bukannya lu?” bingung aku.
“Udah gak usah dibahas lagi. Lu jujur sama gue deh. Lu suka gak sama gue?” tanya Benny yang membuatku bingung.
Aku malah tambah bingung mau ngomong apa. Memang sih sebenarnya aku suka dengan Benny tapi aku gak mau jawab sekarang.
“Woi.. hallo.. ada orang gak?” Benny berusaha menyadarkanku dari kebingungan tapi aku langsung menutup pembicaraanku.
Kemudian aku bergegas naik ke atas dan masuk ke dalam kamar. Aku masih bingung mau ngomong apa sama dia. Tapi ini sayang banget soalnya aku memang dari dulu suka sama Benny tapi gak pernah aku ungkapin.
Setelah ku berpikir lama-lama aku langsung sms dia untuk bilang aku suka sama dia. Kami pun jadian di hari sabtu.
Tapi setelah lama-lama kemudian hubunganku dengan Benny seperti tidak jelas statusnya.

***
Live in pun tiba, dimana anak-anak sangat senang ketika live in tiba.tetapi tidak denganku karena aku merasa kehilangan Cinta Pertamaku. Ku tetap mencoba tersenyum di depan teman-temanku tanpa menunjukkan kagelisahan hatiku ini. Tiba di sawah di sukabumi tempat yang telah di tentukan untuk kami, Beny menyuruhku turun ke sawah tetapi aku tidak mau dan akhirnya aku hanya berdiri di pinggir sawah sambil melihat canda tawa semua teman-temanku yang bermain di sawah. Tanpa ku sangka ternyata Benny dan Ria menarikku turun ke sawah, karena dengan kuatnya mereka menarik tanganku akhirnya aku pun turun ke sawah. Aku sangat senang sekali dapat bermain dengannya dan teman-temanku di sawah yang sedang di bajak.
Ian pun menembakku.saat itu aku belum bisa menjawab karena status hubunganku dengan Benny belum jelas putus atau tidaknya, yah bisa di bilang gantung lah hubungan ku dengan Benny.

***
Di saatku baru melangkahkan kakiku di kelas 2 SMP atau yang sering di sebut dengan kelas 8 ini aku merasakan betapa besar pengorbanan yang tak terbalas. Saat itu selesai les, aku, Ita dan anak-anak SMA duduk-duduk di warung dekat tempat lesku. Sebenarnya saat itu aku ingin segera pulang ke rumah tetapi karena Ita memintaku menunggunya sampai di jemput, dengan segala bujuk rayunya akhirnya aku pun bersedia menunggu sampai Ita di jemput. Tak lama kemudian Ita di jemput dan aku pun segera pulang. Ketika aku pulang di jalan aku di hampiri oleh Ian ternyata dia datang menghampiriku.
“Cha, si Ita udah punya pacar belum?” tanya Ian. Kukira dia ingin menanyakan aku ternyata Ita. Tapi aku gak boleh sirik sama Ita.
“Dia udah punya pacar. Emang kenapa?”
“Gak kenapa-keanapa koq. Kalo gitu gue balik dulu ya. Bye.”
‘Cuma nanya gitu doang?’ ucapku dalam hati tapi aku heran padanya. Kenapa tanya Ita udah punya pacar atau belum.

****
Beberapa minggu kemudian dia mulai dekat denganku, dan tidak lama kemudian ia menembakku. Pada saat ia menembakku aku bingung untuk menjawabnya karena pada saat itu statusku dengan Benny masih ngegantung sih.
Setelah beberapa bulan kemudian tepat pada bulan Januari di hari sabtu aku menerima  dia menjadi pacarku, Ternyata di hari senin 3 hari setelah dia menembak ku, aku menelphone Ian.
“Hallo ada apa ,beb?” tanya Ian dengan kata sayang yang bentar lagi tak akan terdengar olehku dia memanggilku dengan Beb.
“Ian, kita putus ya. Sorry kalo gue mutusin lo,” aku langsung menutup telephone. Aku memutuskannya dengan alasan bahwa aku merasakan ia tidak sungguh-sungguh menyayangiku dan aku berfikir ia hanya menjadikanku pelampiasan cintanya karena cewe yang dia suka ternyata sudah mempunyai cowo.
Ternyata beberapa minggu kemudian setelah aku memutuskannya, ia menembak cewe yang adalah teman dekatku yang selama ini dia incar untuk jadi pacarnya.

****
“Gue di tembak sama dia tau!!” ucap Ita ketika di kelas.
“Ya udah lu terima aja dia!! Selama ini kan dia ngincer lu bukan gue lagian juga lu udah tahu kan kalau gue udah putus sama dia?” Aku mengatakannya dengan nada yang sedikit pasrah dan sedih.
“Tapi, gue nggak mau nyakitin lu.”
“Lu nggak usah mikirin perasaan gue, gue ikhlas and rela koq kalau lu jadian sama dia, lu terima aja dia ntar nyesel loh.”
“Gue gak mau terima dia karna gue nggak mau nyakitin lu.” Ucapnya lalu pergi ke kelasnya. Aku merasa sedikit lega dan senang atas perkataannya itu karena aku masih sayang pada Ian.tetapi ternyata Ian jadian dengan Ita di belakangku.
Aku sangat kesal, sedih, benci, kecewa, marah pada mereka berdua tapi aku berfikir sejenak apa gunanya aku sedih, marah kayak gini karna semua telah terjadi. Aku merasa di khianati oleh teman dekatku sendiri yang sudah ku anggap seperti sahabat. Aku mencoba untuk sabar menghadapi semua ini. Akhirnya hubungan mereka berakhir. Aku tidak mengetahui apa alasan mereka mengakhiri hubungannya. Setelah putus dengannya, ia menjadi lebih dekat padaku. Ita merasa kalau Ian suka dengan salah satu cewe adik kelasku di tempat les. Mulai saat itu Ita menjadi agak ilfill dengan dia.
Setelah pulang les. Di jalan Ita membuat janji.
“Kita nggak akan bales sms, ngangkat telpon dari dia, kita akan nyuekin dia” ucap Ita.
“Janji,” ucapku.
“Ini janji persahabatan kita.”
Aku berusaha menjaga janji itu dengan baik sampai-sampai aku mengorbankan perasaanku karna pada saat itu aku masih sayang sama dia.
Tapi apa buktinya Ita malah mengingkari janji itu, padahal dia sendiri yang membuat janji itu tapi kenapa dia yang mengingkari janji itu? Pada saat itu aku kecewa sekali dengan Ita. Aku sudah mengorbankan perasaanku hanya untukmu tapi apa balasanmu padaku? Ini sungguh menyakitkan bagiku.

**************

By: Sunny Witty S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1. Tolong beri komentar
2. Follow blog duniafranz.blogspot.com
3. Jangan Lupa mampir lagi
4. Jangan Lupa Di Share Postingannya
5. Terima Kasih