Kamis, 17 Januari 2013

Lindungi Kehidupan Laut: Jangan Buang Ikan!

Foto LiveScience/Christian Mehlfuehrer/UC Davis
Dalam film “Finding Nemo”, seekor ikan badut berwarna cerah yang pemberani berhasil lolos dari sebuah tangki akuarium berkat saran bijaksana: “Semua aliran air akan berakhir di lautan.”

Namun dalam kehidupan nyata, membuang Nemo tidak akan berakhir bahagia. Spesies akuarium merupakan ikan dan tanaman yang tangguh, dan pemilik dan pengimpor ikan hias yang membuang makhluk laut yang tidak diinginkan tersebut memperkenalkan spesies pendatang ke perairan California, ujar sebuah laporan terkait perdagangan ikan hias di negara bagian tersebut.
“Secara global, perdagangan ikan hias telah menyumbang sepertiga spesies perairan terburuk dan paling menganggu di dunia,” ujar Sue Williams, penulis laporan itu dan seorang profesor evolusi dan ekologi di Laboratorium Kelautan Davis Bodega, Universitas California. Hal itu meliputi baik spesies ikan air tawar maupun laut, ujarnya. 

Di California, 13 spesies hanya ditemukan di kantor dokter gigi atau tangki ikan hias lainnya yang lolos ke wilayah perairan laut negara bagian tersebut — diduga akibat dibuang oleh pemilik atau pengimpor ikan hias.

“Kami tidak memiliki data mengenai berapa banyak pemilik ikan hias membuang peliharaan mereka ke dalam perairan alami, kami hanya mengetahui bahwa mereka melakukannya karena spesies tersebut hanya bisa didapat melalui perdagangan ikan hias,” tutur Williams kepada OurAmazingPlanet.

Sebuah hasil survei terhadap para aquarist (orang yang memelihara ikan hias) di Texas, seperti dikutip dalam laporan UC Davis, menemukan bahwa 20-69 persen aquarist mengaku membuang ikan-ikan hias tersebut, katanya.

Laporan tersebut merupakan salah satu dari enam laporan yang disiapkan Laboratorium Kelautan UC Davis Bodega untuk negara, masing-masing mengeksplorasi vektor, atau jalur masuk yang berbeda-beda, mengenai bagaimana spesies menganggu bisa memasuki wilayah laut California. Jalur lainnya meliputi tambak-tambak, hidangan laut segar, umpan hidup, kapal-kapal penangkap ikan dan rekreasi.

Setiap tahun, pelabuhan-pelabuhan San Fransisco dan Los Angeles menemukan lebih dari 11 juta spesies pendatang, dari laut untuk akuarium, seperti ikan perairan tropis, rumput laut dan siput, mewakili sedikitnya 102 spesies, seperti ditemukan Williams dan koleganya.

Salah satu spesies pendatang terburuk yaitu alga pembunuh. Meskipun ini merupakan jenis rumput laut, spesies Caulerpa dijuluki pembunuh ketika menginfeksi dua laguna di California Selatan pada 2000. Dibutuhkan lebih dari $6 juta (sekitar Rp58 miliar) untuk memusnahkannya.

Walau sebagian besar biota laut kebanyakan diimpor dari Indonesia dan Filipina, yang suhu perairannya hangat, laporan itu menemukan bahwa 34 spesies bisa bertahan hidup di pantai dingin California. “[Spesies ikan hias] memiliki kemungkinan besar bertahan hidup di alam liar, dikarenakan mereka harus menjadi tangguh untuk bertahan hidup dalam perdagangan ikan hias,” Beberapa spesies bahkan bisa bertahan hidup saat menyusuri saluran toilet, ujarnya.  

Salah satu spesies yang berpotensi mengganggu yaitu ikan lepu (lionfish), seekor ikan pemangsa beracun yang memangsa ikan yang lebih kecil. Di Florida dan Bahama, pihak berwenang menyelenggarakan pertandingan memancing untuk mengatasi serangan ikan lepu terhadap ikan-ikan yang hidup di karang-karang perairan setempat.

William mengatakan sebuah upaya kecil bisa mencegah ikan lepu dan pemangsa lainnya untuk memperoleh tempat di California. “[Perdagangan ikan hias] mungkin menjadi sektor yang sangat mudah diatur, karena hal itu hanya membutuhkan kesadaran publik.”

William menyarankan para pemilik akuarium yang ingin membuang ikan hias hidup, agar menghubungi toko binatang peliharaan yang menjual ikan hias tersebut, menukarnya atau menjual ikan itu di eBay atau meminta saran dari Departemen Perikanan dan Alam Liar California. Jika seluruh upaya itu gagal, atau “jika mereka memang sudah sangat ingin menyingkirkan ikan itu,” — pernyataan halus William untuk membunuh — dia menyarankan untuk mengingat hal itu demi kebaikan. 

“Ketika spesies tersebut dilepaskan, mereka bisa menimbulkan kerusakan ekologi dan kerugian ekonomi,” tuturnya.

6 komentar:

  1. mantap artikelnya gan, jangan lupa kunjungan balik dan follback ya gan.
    untuk pasang link punya ente dimana gan. ga nemu ane. thanks

    BalasHapus
  2. harus ada pengembangbiakan ikan yang tergolong langka sih
    agar ikan" yang langka ga punah :)
    semoga pemerintah di bantu dapat melestarikan ikan yang langka

    nice share gan
    kunjungi balik :)

    BalasHapus
  3. ikan beracun nih... macam ular juga, orang lebih suka "killing"

    BalasHapus

1. Tolong beri komentar
2. Follow blog duniafranz.blogspot.com
3. Jangan Lupa mampir lagi
4. Jangan Lupa Di Share Postingannya
5. Terima Kasih