Aku terdiam sesaat menatap jam yang akan berdenting dipikiranku tepat jam 7 malam. Kini aku sedang menunggu. Menunggu waktu. Menunggu seseorang. Menunggu sebuah momen yang pasti tak akan terlupakan bagiku. Ini akan terekam dalam kamera lensa mataku yang masuk ke dalam memori otakku ini.
“Son?” tegur seseorang dari belakang tubuhku. Aku membalikkan badan.
“Diah? Ternyata kau datang juga.” Aku begitu antusias sekali dengan kedatangannya.
“Ini kertas yang kamu kasih ke aku.” Ia memberikanku secercik kertas yang berisi ajakanku untuk makan malam disini. Aku masih begitu ingat tulisan tersebut. Aku masih ingat, aku menaruhnya ditempat pensilnya di kantornya.
“Disitu ada balasannya, Son,” ujarnya dengan pandangan mata yang berbinar.
Aku membaca dari awal ‘Tempat pensil itu butuh tempat untuk berlindung, dan aku juga butuh kamu untuk kencan malam ini. Sesuatu yang tak akan kamu lupakan dari seorang pelindungmu akan terjadi di tempat favorit kita jam 7 malam.’ Lalu aku melihat sebuah jawaban dengan tulisan tangannya yang indah dan khas. ‘aku pasti datang untukmu malam ini, myguardian, my love,’
Aku menatapnya penuh kebahagiaan lalu memegang tangannya, “Diah, mungkin ini saat yang tepat untuk aku membicarakannya.”
“Maksud kamu?”
Aku membuka sebuah kotak cincin, lalu menunjukkan cincin nan mengkilap itu dihadapannya. Ia menangis. Menutup mulutnya penuh derai air mata.
“Will you marry me, Diah Puspita Sari?”
Diah menangis. “I do. I do, Son.” Aku memakaikannya cincin di jari manisnya.
Kami berpelukan dengan penuh kebahagiaan. Inilah kisah cinta kami akan berlanjut. Di hari valentine yang penuh kasih sayang untuk menyatakannya. Cinta yang suci akan berlanjut. Dan aku selalu siap untuk membahagiakannya. Merajut janji suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1. Tolong beri komentar
2. Follow blog duniafranz.blogspot.com
3. Jangan Lupa mampir lagi
4. Jangan Lupa Di Share Postingannya
5. Terima Kasih